Jasa Injeksi / Suntik Beton Professional Metro

September 26, 2017 syamsul alam 0 Comments

analisa harga satuan pekerjaan grouting beton

Pembetulan Dan Perkuatan Struktur Beton

Dengan makin banyaknya struktur bangunan yang mengalami kerusakan pada saat masa layannya ataupun pada dikala pengerjaan konstruksi, karenanya dibutuhkan pengetahuan mengenai teknologi pembetulan dan perkuatan yang tepat guna.
Pada paper ini akan diperkenalkan beberapa metode serta material perbaikan dan perkuatan yang bisa diaplikasikan, dan kontrol mutu selama dan setelah progres pelaksanaan perbaikan dan perkuatan. Kecuali itu juga dibahas mengenai pengaplikasian Self Compacting Concrete (SCC) pada sistem perkuatan

Jasa Injeksi Beton di Metro seperti kita ketahui seluruh, pada ketika ini dengan makin banyaknya bangunan yang mengalami kerusakan struktur maupun non-struktur; pada dikala masa layannya maupun pada dikala progres pembangunan; yang diakibatkan oleh unsur dari bangunan itu sendiri maupun elemen dari luar. Dimana bentuk dan tingkat kerusakan yang terjadi mulai dari yang ringan hingga berat.

Dengan adanya tuntutan bahwa bangunan yang mengalami kerusakan sepatutnya telah dapat secepatnya difungsikan kembali, maka perlu adanya penanganan kepada kerusakan-kerusakan yang terjadi, baik dengan menjalankan perbaikan ataupun perkuatan. Seringkali dengan terbatasnya waktu, karenanya perbaikan atau perkuatan yang dilakukan tak mengamati sebagian kaidah yang berkaitan dengan kapasitas struktur dan prosedur pelaksanan serta kontrol kualitas.

Oleh karena itu untuk menerima hasil pembenaran dan perkuatan yang tepat guna dan menempuh sasaran yang sudah ditentukan, maka perlu dilaksanakan investigasi untuk mendapatkan data-data kerusakan baik via pengamatan visual maupun dengan bantuan pengujian non-destructive maupun semi destructive dan mereview dokumen dari struktur yang ada. Dari hasil investigasi tersebut, kemudian dilaksanakan analisa dan evaluasi pada struktur tersebut untuk menetapkan apakah kerusakan yang terjadi cuma perlu pembenaran atau perlu perkuatan atau dalam kondisi yang terjelek struktur yang mengalami kerusakan sepatutnya dijalankan pembongkaran dan dibangun struktur baru.

Metode Dan Material Koreksi

Penentuan cara dan material pembetulan lazimnya tergantung pada variasi kerusakan yang ada, disamping besar dan luasnya kerusakan yang terjadi, lingkungan dimana struktur berada, kelengkapan yang tersedia, kecakapan energi pelaksana serta batasan-batasan dari pemilik seperti keterbatasan ruang kerja, kemudahan proses, waktu progres dan tarif perbaikan.

Macam kerusakan yang sering kali terjadi ialah kerusakan berupa keretakan dan spalling (terlepasnya bagian beton).

Keretakan

Keretakan dibedakan retak struktur dan non-struktur. Retak struktur lazimnya terjadi pada elemen struktur beton bertulang, sedang retak non-struktur terjadi dinding bata atau dinding non-beton lainnya.
Untuk retak non-struktur, bisa dipakai metode injeksi dengan material pasta semen yang dicampur dengan expanding agent serta latex atau hanya mengerjakan sealing saja dengan material polymer mortar atau polyurethane sealant.
Sedang pada retak struktur, diterapkan metode injeksi dengan material epoxy yang memiliki viskositas yang rendah, sehingga bisa mengisi dan sekalian melekatkan kembali bagian beton yang terpisah.
Cara injeksi dapat dilaksanakan secara manual ataupun dengan mesin yang bertekanan, tergantung pada lebar dan dalamnya keretakan.

Spalling

Cara perbaikan pada kerusakan spalling, tergantung pada besar dan dalamnya spalling yang terjadi.

Patching

Untuk spalling yang tak terlalu dalam (kurang dari selimut beton) dan zona yang tak luas, bisa digunakan sistem patching.
Sistem koreksi ini adalah sistem koreksi manual, dengan menjalankan penempelan mortar secara manual. Pada dikala pengerjaan yang mesti dilihat ialah penekanan pada dikala mortar direkatkan; sehingga benar-benar diperoleh hasil yang padat.
Material yang dipakai seharusnya memiliki sifat gampang dijalankan, tidak susut dan tidak jatuh setelah terpasang (lihat maksimum ketebalan yang dapat dipasang tiap-tiap lapis), terpenting untuk profesi pembetulan overhead. Umumnya yang digunakan yakni monomer mortar, polymer mortar dan epoxy mortar.

Grouting

Sedang pada spalling yang melebihi selimut beton, dapat diterapkan metode grouting, ialah metode pembetulan dengan mengerjakan pengecoran memakai bahan non-shrink mortar.
Sistem ini dapat dikerjakan secara manual (gravitasi) atau menggunakan pompa.
Pada metode perbaikan ini yang perlu dilihat adalah bekisting yang terpasang seharusnya benar-benar kedap, agar tidak ada kebocoran spesi yang mengakibatkan terjadinya keropos dan harus kuat agar cakap membendung tekanan dari bahan grouting.
Material yang digunakan harus mempunyai sifat mengalir dan tak susut. Umumnya dipakai bahan dasar semen atau cat epoxy.

Shotcrete (Beton Tembak)

Jika spalling yang terjadi pada zona yang amat luas, maka sebaiknya dipakai sistem Shot-crete. Pada cara ini tidak dibutuhkan bekisting lagi seperti halnya pengecoran pada lazimnya.
Metode shotcrete ada dua sistim yakni dry-mix dan wet-mix.
Pada sistim dry-mix, campuran yang dimasukkan dalam mesin berupa campuran kering, dan akan tercampur dengan air di ujung selang. Sehingga kwalitas dari beton yang ditembakkan amat tergantung pada keahlian energi yang mengendalikan selang, yang mengatur jumlah air. Tetapi sistim ini amat mudah dalam perawatan mesin shotcretenya, sebab tak pernah terjadi ‘blocking’.
Pada sistim wet-mix, campuran yang dimasukkan dalam mesin berupa campuran berair, sehingga mutu beton yang ditembakkan lebih seragam. Melainkan sistim ini memerlukan perawatan mesin yang tinggi, apalagi seandainya hingga terjadi ‘blocking’.
Pada cara shotcrete, biasanya digunakan additive untuk mempercepat pengeringan (accelerator), dengan tujuan mempercepat pengerasan dan mengurangi terjadinya banyaknya bahan yang terpantul dan jatuh (rebound).

Grout Preplaced Aggregat (Beton Prepack)

Sistem pembetulan lainnya untuk mengoreksi kerusakan berupa spalling yang cukup dalam ialah dengan cara Grout Preplaced Aggregat. Pada metode ini beton yang dijadikan yakni dengan metode menempatkan sejumlah agregat (biasanya 40% dari volume kerusakan) kedalam bekisting, setelah itu dikerjakan pemompaan bahan grout, kedalam bekisting.
Material grout yang biasanya digunakan merupakan polymer grout, yang mempunyai flow cukup tinggi dan tidak susut.

Cara Dan Material Perkuatan

Dalam pemilihan sistem perkuatan, sepatutnya dilihat beberapa hal yakni kapasitas struktur, lingkungan dimana struktur berada, perlengkapan yang tersedia, kecakapan energi pelaksana serta batasan-batasan dari pemilik seperti keterbatasan ruang kerja, kemudahan cara kerja, waktu progres dan biaya perkuatan.

Cara perkuatan yang lazimnya dilaksanakan yakni :

  • Memperpendek rentang dari struktur dengan konstruksi beton ataupun dengan konstruksi baja.
    Tujuannya merupakan memperkecil gaya-gaya dalam yang terjadi, melainkan patut dianalisis ulang akibat dari perpendekan bentang ini yang menyebabkan perubahan dari gaya-gaya dalam tersebut. Biasanya dijalankan dengan menambah balok atau kolom baik dari beton maupun dari baja.
  • Memperbesar dimensi daripada konstruksi beton.
    Umumnya dipakai beton sebagai material untuk memperbesar dimensi struktur; dengan adanya admixture beton generasi baru, dimungkinkan untuk menciptakan beton yang bisa memadat sendiri (self compacting concrete), dibahas di bagian 4 – Self Compacting Concrete. Akibat dari penambahan dimensi hal yang demikian, maka harus dipandang bahwa secara keseluruhan beban dari Bangunan hal yang demikian bertambah, sehingga patut dijalankan analitik secara menyeluruh dari struktur atas sampai pondasi.
  • Menambah plat baja. Tujuan dari penambahan ini merupakan untuk menambah daya pada bagian tarik dari struktur Bangunan. Didalam penambahan plat baja tersebut, wajib dijamin bahwa plat baja menjadi satu kesatuan dengan struktur yang ada, lazimnya untuk menjamin lekatan antara plat baja dengan struktur beton diterapkan epoxy adhesive.
  • Mengerjakan external prestressing. Dengan sistem ini, kapasitas struktur ditingkatkan dengan melaksanakan prestress di luar struktur, bukan didalam seperti pada struktur baru. Memakai perlu diamati ialah penempatan anchor head, sehingga tak menyebabkan perlemahan pada struktur yang ada.
    Material yang umumnya dipakai merupakan baja prestress, melainkan pada dikala ini telah mulai digunakan bahan dari FRP (Fibre Reinforced Polymer).
  • Format FRP (Fibre Reinforced Polymer)
    Prinsip daripada penambahan FRP sama seperti penambahan plat baja, merupakan menambah energi di bagian tarik dari struktur. FRP yang sering diaplikasikan pada perkuatan struktur ialah dari bahan carbon, aramid dan glass. Bentuk FRP yang kerap digunakan pada perkuatan struktur yaitu Plate / Composite dan Fabric / Wrap. Wujud plate lebih efektif dan efisien untuk perkuatan lentur baik pada balok maupun plat serta pada dinding; sedang bentuk wrap lebih efektif dan efisien untuk perkuatan geser pada balok serta untuk meningkatkan kapasitas bobot axial dan geser pada kolom./li>

Informasi Lengkap Pemesanan

Google Maps: https://www.google.com/maps/d/u/0/viewer?mid=1mam0F9p_pMJ6kDE8x3Wz9JTFKz-RbGqj&ll=-6.252810003415505%2C106.831905&z=16
Note: https://www.facebook.com/notes/distributor-of-industrial-supply/kontraktor-jasa-injeksi-beton/1785191041780775/
Event: https://www.facebook.com/events/1732979133431399/
Portfolio Produk: https://www.facebook.com/1681607345472479/photos/?tab=album&album_id=1685055988460948
Behance: https://www.behance.net/gallery/60202959/Jasa-Injeksi-Beton