Jasa Injeksi / Suntik Beton Professional Lubuklinggau

March 23, 2017 syamsul alam 0 Comments

bahan grouting beton

Koreksi Dan Perkuatan Struktur Beton

Dengan makin banyaknya struktur bangunan yang mengalami kerusakan pada dikala masa layannya maupun pada saat proses konstruksi, maka dibutuhkan pengetahuan mengenai teknologi pembenaran dan perkuatan yang pas guna.
Pada paper ini akan disampaikan beberapa cara serta material pembenaran dan perkuatan yang dapat dipakai, dan kontrol kwalitas selama dan setelah pelaksanaan pengerjaan koreksi dan perkuatan. Selain itu juga dibahas mengenai penerapan Self Compacting Concrete (SCC) pada sistem perkuatan

Jasa Injeksi Beton di Lubuklinggau seperti kita kenal segala, pada saat ini dengan makin banyaknya bangunan yang mengalami kerusakan struktur ataupun non-struktur; pada dikala masa layannya maupun pada ketika progres pembangunan; yang diakibatkan oleh elemen dari bangunan itu sendiri ataupun elemen dari luar. Dimana bentuk dan tingkat kerusakan yang terjadi mulai dari yang ringan sampai berat.

Dengan adanya tuntutan bahwa bangunan yang mengalami kerusakan patut sudah dapat secepatnya difungsikan kembali, karenanya perlu adanya penanganan kepada kerusakan-kerusakan yang terjadi, bagus dengan melakukan pembenaran ataupun perkuatan. Seringkali dengan terbatasnya waktu, karenanya perbaikan atau perkuatan yang dijalankan tak memperhatikan beberapa kaidah yang berhubungan dengan kapasitas struktur dan prosedur pelaksanan serta kontrol mutu.

Oleh karena itu untuk menerima hasil pembenaran dan perkuatan yang ideal guna dan menempuh target yang sudah diatur, karenanya perlu dilakukan investigasi untuk menerima data-data kerusakan baik melewati pengamatan visual maupun dengan bantuan pengujian non-destructive ataupun semi destructive dan mereview dokumen dari struktur yang ada. Dari hasil investigasi hal yang demikian, kemudian dijalankan analisis dan evaluasi pada struktur tersebut untuk mempertimbangkan apakah kerusakan yang terjadi cuma perlu pembenaran atau perlu perkuatan atau dalam keadaan yang terjelek struktur yang mengalami kerusakan wajib dilakukan pembongkaran dan dibangun struktur baru.

Cara Dan Material Pembenaran

Penentuan metode dan material koreksi biasanya tergantung pada tipe kerusakan yang ada, disamping besar dan luasnya kerusakan yang terjadi, lingkungan dimana struktur berada, kelengkapan yang tersedia, kemampuan energi pelaksana serta batasan-batasan dari pemilik seperti keterbatasan ruang kerja, kemudahan pengerjaan, waktu pengerjaan dan biaya perbaikan.

Ragam kerusakan yang tak jarang terjadi merupakan kerusakan berupa keretakan dan spalling (terlepasnya komponen beton).

Keretakan

Keretakan dibedakan retak struktur dan non-struktur. Retak struktur lazimnya terjadi pada elemen struktur beton bertulang, sedang retak non-struktur terjadi dinding bata atau dinding non-beton lainnya.
Untuk retak non-struktur, bisa diterapkan cara injeksi dengan material pasta semen yang dicampur dengan expanding agent serta latex atau cuma melakukan sealing saja dengan material polymer mortar atau polyurethane sealant.
Sedang pada retak struktur, dipakai cara injeksi dengan material epoxy yang mempunyai viskositas yang rendah, sehingga dapat mengisi dan sekalian melekatkan kembali komponen beton yang terpisah.
Pengerjaan injeksi dapat dilakukan secara manual ataupun dengan mesin yang bertekanan, tergantung pada lebar dan dalamnya keretakan.

Spalling

Metode pembetulan pada kerusakan spalling, tergantung pada besar dan dalamnya spalling yang terjadi.

Patching

Untuk spalling yang tidak terlalu dalam (kurang dari selimut beton) dan zona yang tidak luas, bisa diterapkan metode patching.
Cara perbaikan ini yakni sistem koreksi manual, dengan melakukan penempelan mortar secara manual. Pada ketika cara kerja yang patut dilihat adalah penekanan pada saat mortar dilekatkan; sehingga benar-benar didapat hasil yang padat.
Material yang dipakai seharusnya mempunyai sifat gampang dilakukan, tak susut dan tidak jatuh sesudah terpasang (lihat maksimum ketebalan yang dapat dipasang tiap lapis), lebih-lebih untuk profesi perbaikan overhead. Biasanya yang diterapkan ialah monomer mortar, polymer mortar dan epoxy mortar.

Grouting

Sedang pada spalling yang melebihi selimut beton, dapat diaplikasikan cara grouting, adalah cara koreksi dengan melaksanakan pengecoran memakai bahan non-shrink mortar.
Sistem ini bisa dikerjakan secara manual (gravitasi) atau menggunakan pompa.
Pada metode koreksi ini yang perlu diperhatikan merupakan bekisting yang terpasang seharusnya benar-benar kedap, supaya tidak ada kebocoran spesi yang mengakibatkan terjadinya keropos dan patut kuat agar kapabel membendung tekanan dari bahan grouting.
Material yang dipakai semestinya mempunyai sifat mengalir dan tidak susut. Umumnya diaplikasikan bahan dasar semen atau cat epoxy.

Shotcrete (Beton Tembak)

Jika spalling yang terjadi pada zona yang benar-benar luas, maka sebaiknya dipakai metode Shot-crete. Pada metode ini tak dibutuhkan bekisting lagi seperti halnya pengecoran pada lazimnya.
Cara shotcrete ada dua sistim adalah dry-mix dan wet-mix.
Pada sistim dry-mix, campuran yang dimasukkan dalam mesin berupa campuran kering, dan akan tercampur dengan air di ujung selang. Sehingga mutu dari beton yang ditembakkan sangat tergantung pada keahlian energi yang membatasi selang, yang mengontrol jumlah air. Tapi sistim ini betul-betul gampang dalam perawatan mesin shotcretenya, sebab tidak pernah terjadi ‘blocking’.
Pada sistim wet-mix, campuran yang dimasukkan dalam mesin berupa campuran basah, sehingga kualitas beton yang ditembakkan lebih seragam. Melainkan sistim ini membutuhkan perawatan mesin yang tinggi, apalagi apabila hingga terjadi ‘blocking’.
Pada metode shotcrete, biasanya diterapkan additive untuk mempercepat pengeringan (accelerator), dengan tujuan mempercepat pengerasan dan mengurangi terjadinya banyaknya bahan yang terpantul dan jatuh (rebound).

Grout Preplaced Aggregat (Beton Prepack)

Sistem pembenaran lainnya untuk membetulkan kerusakan berupa spalling yang cukup dalam yaitu dengan cara Grout Preplaced Aggregat. Pada sistem ini beton yang dibuat adalah dengan metode menempatkan sejumlah agregat (biasanya 40% dari volume kerusakan) kedalam bekisting, sesudah itu dijalankan pemompaan bahan grout, kedalam bekisting.
Material grout yang biasanya diaplikasikan ialah polymer grout, yang mempunyai flow cukup tinggi dan tidak susut.

Sistem Dan Material Perkuatan

Dalam pemilihan metode perkuatan, seharusnya dipandang sebagian hal merupakan kapasitas struktur, lingkungan dimana struktur berada, peralatan yang tersedia, kemampuan tenaga pelaksana serta batasan-batasan dari pemilik seperti keterbatasan ruang kerja, kemudahan proses, waktu proses dan tarif perkuatan.

Cara perkuatan yang lazimnya dijalankan adalah :

  • Memperpendek rentang dari struktur dengan konstruksi beton ataupun dengan konstruksi baja.
    Tujuannya adalah memperkecil gaya-gaya dalam yang terjadi, tetapi mesti dianalisis ulang dampak dari perpendekan bentang ini yang menyebabkan perubahan dari gaya-gaya dalam hal yang demikian. Biasanya dijalankan dengan menambah balok atau kolom bagus dari beton maupun dari baja.
  • Memperbesar dimensi ketimbang konstruksi beton.
    Biasanya dipakai beton sebagai material untuk memperbesar dimensi struktur; dengan adanya admixture beton generasi baru, dimungkinkan untuk menjadikan beton yang dapat memadat sendiri (self compacting concrete), dibahas di bagian 4 – Self Compacting Concrete. Akibat dari penambahan dimensi tersebut, maka harus diperhatikan bahwa secara keseluruhan beban dari Bangunan tersebut bertambah, sehingga semestinya dijalankan analisa secara menyeluruh dari struktur atas hingga pondasi.
  • Menambah plat baja. Tujuan dari penambahan ini yakni untuk menambah tenaga pada komponen tarik dari struktur Bangunan. Didalam penambahan plat baja tersebut, seharusnya dijamin bahwa plat baja menjadi satu kesatuan dengan struktur yang ada, lazimnya untuk menjamin lekatan antara plat baja dengan struktur beton dipakai epoxy adhesive.
  • Mengerjakan external prestressing. Dengan cara ini, kapasitas struktur ditingkatkan dengan menjalankan prestress di luar struktur, bukan didalam seperti pada struktur baru. Menerapkan perlu diamati ialah penempatan anchor head, sehingga tak menyebabkan perlemahan pada struktur yang ada.
    Material yang umumnya dipakai merupakan baja prestress, melainkan pada dikala ini sudah mulai digunakan bahan dari FRP (Fibre Reinforced Polymer).
  • Format FRP (Fibre Reinforced Polymer)
    Prinsip daripada penambahan FRP sama seperti penambahan plat baja, yakni menambah tenaga di komponen tarik dari struktur. FRP yang kerap kali digunakan pada perkuatan struktur yakni dari bahan carbon, aramid dan glass. Format FRP yang sering kali digunakan pada perkuatan struktur adalah Plate / Composite dan Fabric / Wrap. Wujud plate lebih efektif dan efisien untuk perkuatan lentur baik pada balok ataupun plat serta pada dinding; sedang bentuk wrap lebih tepat sasaran dan efisien untuk perkuatan geser pada balok serta untuk meningkatkan kapasitas muatan axial dan geser pada kolom./li>

Informasi Lengkap Pemesanan

Google Maps: https://www.google.com/maps/d/u/0/viewer?mid=1mam0F9p_pMJ6kDE8x3Wz9JTFKz-RbGqj&ll=-6.252810003415505%2C106.831905&z=16
Note: https://www.facebook.com/notes/distributor-of-industrial-supply/kontraktor-jasa-injeksi-beton/1785191041780775/
Event: https://www.facebook.com/events/1732979133431399/
Portfolio Produk: https://www.facebook.com/1681607345472479/photos/?tab=album&album_id=1685055988460948
Behance: https://www.behance.net/gallery/60202959/Jasa-Injeksi-Beton