Jasa Injeksi / Suntik Beton Professional Lhokseumawe

August 9, 2017 syamsul alam 0 Comments

bahan grouting beton

Koreksi Dan Perkuatan Struktur Beton

Dengan makin banyaknya struktur bangunan yang mengalami kerusakan pada saat masa layannya ataupun pada saat pengerjaan konstruksi, karenanya diperlukan pengetahuan mengenai teknologi pembenaran dan perkuatan yang pas guna.
Pada paper ini akan diberi tahu sebagian sistem serta material pembenaran dan perkuatan yang dapat digunakan, dan kontrol kwalitas selama dan setelah pelaksanaan pelaksanaan pembetulan dan perkuatan. Kecuali itu juga dibahas mengenai pengaplikasian Self Compacting Concrete (SCC) pada sistem perkuatan

Jasa Injeksi Beton di Lhokseumawe seperti kita ketahui semua, pada ketika ini dengan makin banyaknya bangunan yang mengalami kerusakan struktur ataupun non-struktur; pada ketika masa layannya ataupun pada dikala proses pembangunan; yang diakibatkan oleh unsur dari bangunan itu sendiri maupun faktor dari luar. Dimana wujud dan tingkat kerusakan yang terjadi mulai dari yang ringan sampai berat.

Dengan adanya tuntutan bahwa bangunan yang mengalami kerusakan wajib telah bisa secepatnya difungsikan kembali, karenanya perlu adanya penanganan kepada kerusakan-kerusakan yang terjadi, bagus dengan mengerjakan pembetulan ataupun perkuatan. Seringkali dengan terbatasnya waktu, karenanya koreksi atau perkuatan yang dilaksanakan tidak memandang sebagian kaidah yang terkait dengan kapasitas struktur dan prosedur pelaksanan serta kontrol mutu.

Oleh karena itu untuk menerima hasil koreksi dan perkuatan yang pas guna dan menempuh target yang telah ditetapkan, karenanya perlu dikerjakan investigasi untuk mendapatkan data-data kerusakan bagus lewat pengamatan visual ataupun dengan bantuan pengujian non-destructive ataupun semi destructive dan mereview dokumen dari struktur yang ada. Dari hasil investigasi tersebut, kemudian dilaksanakan analisa dan evaluasi pada struktur hal yang demikian untuk menetapkan apakah kerusakan yang terjadi hanya perlu perbaikan atau perlu perkuatan atau dalam kondisi yang terjelek struktur yang mengalami kerusakan semestinya dilakukan pembongkaran dan dibangun struktur baru.

Sistem Dan Material Koreksi

Penentuan cara dan material pembetulan lazimnya tergantung pada macam kerusakan yang ada, disamping besar dan luasnya kerusakan yang terjadi, lingkungan dimana struktur berada, peralatan yang tersedia, kecakapan energi pelaksana serta batasan-batasan dari pemilik seperti keterbatasan ruang kerja, kemudahan proses, waktu pelaksanaan dan tarif pembetulan.

Tipe kerusakan yang sering terjadi merupakan kerusakan berupa keretakan dan spalling (terlepasnya komponen beton).

Keretakan

Keretakan dibedakan retak struktur dan non-struktur. Retak struktur biasanya terjadi pada unsur struktur beton bertulang, sedang retak non-struktur terjadi dinding bata atau dinding non-beton lainnya.
Untuk retak non-struktur, dapat diaplikasikan sistem injeksi dengan material pasta semen yang dicampur dengan expanding agent serta latex atau hanya melakukan sealing saja dengan material polymer mortar atau polyurethane sealant.
Sedang pada retak struktur, digunakan sistem injeksi dengan material epoxy yang mempunyai viskositas yang rendah, sehingga bisa mengisi dan sekaligus menempelkan kembali komponen beton yang terpisah.
Proses injeksi dapat dikerjakan secara manual maupun dengan mesin yang bertekanan, tergantung pada lebar dan dalamnya keretakan.

Spalling

Cara koreksi pada kerusakan spalling, tergantung pada besar dan dalamnya spalling yang terjadi.

Patching

Untuk spalling yang tak terlalu dalam (kurang dari selimut beton) dan area yang tak luas, dapat dipakai metode patching.
Metode pembetulan ini adalah cara koreksi manual, dengan mengerjakan penempelan mortar secara manual. Pada saat pelaksanaan yang patut dipandang yakni penekanan pada dikala mortar ditempelkan; sehingga benar-benar didapatkan hasil yang padat.
Material yang diaplikasikan sepatutnya mempunyai sifat mudah dijalankan, tak susut dan tak jatuh sesudah terpasang (lihat maksimum ketebalan yang dapat dipasang setiap lapis), secara khusus untuk profesi koreksi overhead. Umumnya yang digunakan yaitu monomer mortar, polymer mortar dan epoxy mortar.

Grouting

Sedang pada spalling yang melebihi selimut beton, dapat digunakan sistem grouting, yakni cara pembetulan dengan melakukan pengecoran menggunakan bahan non-shrink mortar.
Metode ini bisa dilakukan secara manual (gravitasi) atau menggunakan pompa.
Pada cara koreksi ini yang perlu dilihat adalah bekisting yang terpasang sepatutnya benar-benar kedap, supaya tak ada kebocoran spesi yang mengakibatkan terjadinya keropos dan mesti kuat agar sanggup membendung tekanan dari bahan grouting.
Material yang dipakai seharusnya memiliki sifat mengalir dan tak susut. Biasanya digunakan bahan dasar semen atau cat epoxy.

Shotcrete (Beton Tembak)

Apabila spalling yang terjadi pada zona yang benar-benar luas, karenanya sebaiknya diaplikasikan sistem Shot-crete. Pada sistem ini tidak dibutuhkan bekisting lagi seperti halnya pengecoran pada biasanya.
Sistem shotcrete ada dua sistim merupakan dry-mix dan wet-mix.
Pada sistim dry-mix, campuran yang dimasukkan dalam mesin berupa campuran kering, dan akan tercampur dengan air di ujung selang. Sehingga mutu dari beton yang ditembakkan amat tergantung pada keahlian kekuatan yang memegang selang, yang membatasi jumlah air. Namun sistim ini amat gampang dalam perawatan mesin shotcretenya, sebab tidak pernah terjadi ‘blocking’.
Pada sistim wet-mix, campuran yang dimasukkan dalam mesin berupa campuran basah, sehingga kwalitas beton yang ditembakkan lebih seragam. Namun sistim ini memerlukan perawatan mesin yang tinggi, apalagi kalau sampai terjadi ‘blocking’.
Pada sistem shotcrete, biasanya dipakai additive untuk mempercepat pengeringan (accelerator), dengan tujuan mempercepat pengerasan dan mengurangi terjadinya banyaknya bahan yang terpantul dan jatuh (rebound).

Grout Preplaced Aggregat (Beton Prepack)

Metode pembenaran lainnya untuk membetuli kerusakan berupa spalling yang cukup dalam ialah dengan metode Grout Preplaced Aggregat. Pada cara ini beton yang dibuat merupakan dengan sistem menempatkan sejumlah agregat (biasanya 40% dari volume kerusakan) kedalam bekisting, setelah itu dilakukan pemompaan bahan grout, kedalam bekisting.
Material grout yang umumnya diterapkan merupakan polymer grout, yang memiliki flow cukup tinggi dan tidak susut.

Cara Dan Material Perkuatan

Dalam pemilihan sistem perkuatan, semestinya dilihat sebagian hal yakni kapasitas struktur, lingkungan dimana struktur berada, peralatan yang tersedia, kecakapan energi pelaksana serta batasan-batasan dari pemilik seperti keterbatasan ruang kerja, kemudahan pelaksanaan, waktu cara kerja dan biaya perkuatan.

Sistem perkuatan yang biasanya dilakukan ialah :

  • Memperpendek jangka dari struktur dengan konstruksi beton ataupun dengan konstruksi baja.
    Tujuannya yaitu memperkecil gaya-gaya dalam yang terjadi, tetapi harus dikaji ulang dampak dari perpendekan jangka ini yang menyebabkan perubahan dari gaya-gaya dalam tersebut. Biasanya dilaksanakan dengan menambah balok atau kolom bagus dari beton ataupun dari baja.
  • Memperbesar dimensi daripada konstruksi beton.
    Biasanya diterapkan beton sebagai material untuk memperbesar dimensi struktur; dengan adanya admixture beton generasi baru, dimungkinkan untuk menjadikan beton yang bisa memadat sendiri (self compacting concrete), dibahas di bagian 4 – Self Compacting Concrete. Imbas dari penambahan dimensi tersebut, karenanya semestinya diamati bahwa secara keseluruhan bobot dari Bangunan tersebut bertambah, sehingga harus dilaksanakan analitik secara menyeluruh dari struktur atas hingga pondasi.
  • Menambah plat baja. Tujuan dari penambahan ini ialah untuk menambah kekuatan pada bagian tarik dari struktur Bangunan. Didalam penambahan plat baja tersebut, sepatutnya dijamin bahwa plat baja menjadi satu kesatuan dengan struktur yang ada, biasanya untuk menjamin lekatan antara plat baja dengan struktur beton diterapkan epoxy adhesive.
  • Mengerjakan external prestressing. Dengan sistem ini, kapasitas struktur ditingkatkan dengan melakukan prestress di luar struktur, bukan didalam seperti pada struktur baru. Menggunakan perlu diperhatikan ialah penempatan anchor head, sehingga tidak menyebabkan perlemahan pada struktur yang ada.
    Material yang lazimnya digunakan yakni baja prestress, namun pada dikala ini sudah mulai diterapkan bahan dari FRP (Fibre Reinforced Polymer).
  • Format FRP (Fibre Reinforced Polymer)
    Prinsip ketimbang penambahan FRP sama seperti penambahan plat baja, ialah menambah kekuatan di bagian tarik dari struktur. FRP yang sering diaplikasikan pada perkuatan struktur adalah dari bahan carbon, aramid dan glass. Wujud FRP yang sering digunakan pada perkuatan struktur yakni Plate / Composite dan Fabric / Wrap. Bentuk plate lebih tepat sasaran dan efisien untuk perkuatan lentur bagus pada balok maupun plat serta pada dinding; sedang format wrap lebih tepat sasaran dan efisien untuk perkuatan geser pada balok serta untuk meningkatkan kapasitas bobot axial dan geser pada kolom./li>

Informasi Lengkap Pemesanan

Google Maps: https://www.google.com/maps/d/u/0/viewer?mid=1mam0F9p_pMJ6kDE8x3Wz9JTFKz-RbGqj&ll=-6.252810003415505%2C106.831905&z=16
Note: https://www.facebook.com/notes/distributor-of-industrial-supply/kontraktor-jasa-injeksi-beton/1785191041780775/
Event: https://www.facebook.com/events/1732979133431399/
Portfolio Produk: https://www.facebook.com/1681607345472479/photos/?tab=album&album_id=1685055988460948
Behance: https://www.behance.net/gallery/60202959/Jasa-Injeksi-Beton