Jasa Injeksi / Suntik Beton Professional Langsa

May 22, 2017 syamsul alam 0 Comments

analisa harga satuan pekerjaan grouting beton

Perbaikan Dan Perkuatan Struktur Beton

Dengan makin banyaknya struktur bangunan yang mengalami kerusakan pada dikala masa layannya maupun pada ketika progres konstruksi, maka dibutuhkan pengetahuan mengenai teknologi perbaikan dan perkuatan yang tepat guna.
Pada paper ini akan dikenalkan beberapa metode serta material pembenaran dan perkuatan yang dapat digunakan, dan kontrol kwalitas selama dan setelah proses cara kerja koreksi dan perkuatan. Selain itu juga dibahas mengenai penerapan Self Compacting Concrete (SCC) pada cara perkuatan

Jasa Injeksi Beton di Langsa seperti kita kenal semua, pada dikala ini dengan makin banyaknya bangunan yang mengalami kerusakan struktur ataupun non-struktur; pada saat masa layannya ataupun pada ketika cara kerja pembangunan; yang diakibatkan oleh elemen dari bangunan itu sendiri ataupun unsur dari luar. Dimana format dan tingkat kerusakan yang terjadi mulai dari yang ringan sampai berat.

Dengan adanya tuntutan bahwa bangunan yang mengalami kerusakan mesti telah bisa secepatnya difungsikan kembali, karenanya perlu adanya penanganan terhadap kerusakan-kerusakan yang terjadi, baik dengan melakukan pembenaran maupun perkuatan. Seringkali dengan terbatasnya waktu, maka pembenaran atau perkuatan yang dikerjakan tak melihat sebagian kaidah yang terkait dengan kapasitas struktur dan prosedur pelaksanan serta kontrol kualitas.

Oleh sebab itu untuk menerima hasil pembetulan dan perkuatan yang tepat guna dan menempuh target yang sudah ditentukan, maka perlu dikerjakan investigasi untuk mendapatkan data-data kerusakan bagus melalui pengamatan visual maupun dengan bantuan pengujian non-destructive maupun semi destructive dan mereview dokumen dari struktur yang ada. Dari hasil investigasi tersebut, kemudian dilaksanakan analisis dan evaluasi pada struktur tersebut untuk memutuskan apakah kerusakan yang terjadi hanya perlu pembenaran atau perlu perkuatan atau dalam situasi yang terjelek struktur yang mengalami kerusakan mesti dilakukan pembongkaran dan dibangun struktur baru.

Cara Dan Material Pembetulan

Penentuan sistem dan material pembetulan biasanya tergantung pada ragam kerusakan yang ada, disamping besar dan luasnya kerusakan yang terjadi, lingkungan dimana struktur berada, kelengkapan yang tersedia, kesanggupan kekuatan pelaksana serta batasan-batasan dari pemilik seperti keterbatasan ruang kerja, kemudahan proses, waktu pelaksanaan dan biaya pembetulan.

Ragam kerusakan yang kerap kali terjadi adalah kerusakan berupa keretakan dan spalling (terlepasnya komponen beton).

Keretakan

Keretakan dibedakan retak struktur dan non-struktur. Retak struktur umumnya terjadi pada elemen struktur beton bertulang, sedang retak non-struktur terjadi dinding bata atau dinding non-beton lainnya.
Untuk retak non-struktur, bisa diaplikasikan metode injeksi dengan material pasta semen yang dicampur dengan expanding agent serta latex atau hanya melakukan sealing saja dengan material polymer mortar atau polyurethane sealant.
Sedang pada retak struktur, diaplikasikan sistem injeksi dengan material epoxy yang mempunyai viskositas yang rendah, sehingga dapat mengisi dan sekaligus merekatkan kembali bagian beton yang terpisah.
Pelaksanaan injeksi dapat dilaksanakan secara manual maupun dengan mesin yang bertekanan, tergantung pada lebar dan dalamnya keretakan.

Spalling

Metode koreksi pada kerusakan spalling, tergantung pada besar dan dalamnya spalling yang terjadi.

Patching

Untuk spalling yang tak terlalu dalam (kurang dari selimut beton) dan area yang tak luas, dapat digunakan sistem patching.
Sistem pembenaran ini ialah cara pembetulan manual, dengan melakukan penempelan mortar secara manual. Pada ketika cara kerja yang semestinya diamati merupakan penekanan pada ketika mortar direkatkan; sehingga benar-benar diperoleh hasil yang padat.
Material yang diterapkan sepatutnya memiliki sifat gampang dijalankan, tidak susut dan tidak jatuh setelah terpasang (lihat maksimum ketebalan yang dapat dipasang tiap lapis), terpenting untuk pekerjaan perbaikan overhead. Biasanya yang dipakai ialah monomer mortar, polymer mortar dan epoxy mortar.

Grouting

Sedang pada spalling yang melebihi selimut beton, dapat diaplikasikan sistem grouting, yakni sistem koreksi dengan menjalankan pengecoran menggunakan bahan non-shrink mortar.
Cara ini bisa dilakukan secara manual (gravitasi) atau menerapkan pompa.
Pada sistem pembetulan ini yang perlu dipandang adalah bekisting yang terpasang mesti benar-benar kedap, supaya tak ada kebocoran spesi yang mengakibatkan terjadinya keropos dan harus kuat agar cakap menahan tekanan dari bahan grouting.
Material yang diterapkan patut mempunyai sifat mengalir dan tak susut. Lazimnya digunakan bahan dasar semen atau cat epoxy.

Shotcrete (Beton Tembak)

Apabila spalling yang terjadi pada zona yang betul-betul luas, karenanya sebaiknya diaplikasikan cara Shot-crete. Pada metode ini tak diperlukan bekisting lagi seperti halnya pengecoran pada umumnya.
Cara shotcrete ada dua sistim ialah dry-mix dan wet-mix.
Pada sistim dry-mix, campuran yang dimasukkan dalam mesin berupa campuran kering, dan akan tercampur dengan air di ujung selang. Sehingga kualitas dari beton yang ditembakkan betul-betul tergantung pada keahlian kekuatan yang memegang selang, yang mengatur jumlah air. Melainkan sistim ini sungguh-sungguh mudah dalam perawatan mesin shotcretenya, sebab tidak pernah terjadi ‘blocking’.
Pada sistim wet-mix, campuran yang dimasukkan dalam mesin berupa campuran basah, sehingga kualitas beton yang ditembakkan lebih seragam. Tapi sistim ini membutuhkan perawatan mesin yang tinggi, apalagi jika hingga terjadi ‘blocking’.
Pada metode shotcrete, biasanya dipakai additive untuk mempercepat pengeringan (accelerator), dengan tujuan mempercepat pengerasan dan mengurangi terjadinya banyaknya bahan yang terpantul dan jatuh (rebound).

Grout Preplaced Aggregat (Beton Prepack)

Metode pembetulan lainnya untuk membetulkan kerusakan berupa spalling yang cukup dalam yaitu dengan cara Grout Preplaced Aggregat. Pada sistem ini beton yang dihasilkan merupakan dengan sistem menempatkan sejumlah agregat (umumnya 40% dari volume kerusakan) kedalam bekisting, sesudah itu dilakukan pemompaan bahan grout, kedalam bekisting.
Material grout yang biasanya diterapkan yaitu polymer grout, yang memiliki flow cukup tinggi dan tidak susut.

Metode Dan Material Perkuatan

Dalam pemilihan metode perkuatan, mesti dilihat beberapa hal adalah kapasitas struktur, lingkungan dimana struktur berada, perlengkapan yang tersedia, kecakapan energi pelaksana serta batasan-batasan dari pemilik seperti keterbatasan ruang kerja, kemudahan pelaksanaan, waktu proses dan biaya perkuatan.

Metode perkuatan yang umumnya dikerjakan yaitu :

  • Memperpendek rentang dari struktur dengan konstruksi beton ataupun dengan konstruksi baja.
    Tujuannya ialah memperkecil gaya-gaya dalam yang terjadi, tapi harus dikaji ulang imbas dari perpendekan jangka ini yang menyebabkan perubahan dari gaya-gaya dalam hal yang demikian. Biasanya dikerjakan dengan menambah balok atau kolom baik dari beton ataupun dari baja.
  • Memperbesar dimensi ketimbang konstruksi beton.
    Biasanya digunakan beton sebagai material untuk memperbesar dimensi struktur; dengan adanya admixture beton generasi baru, dimungkinkan untuk menciptakan beton yang dapat memadat sendiri (self compacting concrete), dibahas di komponen 4 – Self Compacting Concrete. Dampak dari penambahan dimensi tersebut, maka harus dilihat bahwa secara keseluruhan bobot dari Bangunan hal yang demikian bertambah, sehingga semestinya dikerjakan analitik secara menyeluruh dari struktur atas hingga pondasi.
  • Menambah plat baja. Tujuan dari penambahan ini yakni untuk menambah energi pada bagian tarik dari struktur Bangunan. Didalam penambahan plat baja tersebut, patut dijamin bahwa plat baja menjadi satu kesatuan dengan struktur yang ada, lazimnya untuk menjamin lekatan antara plat baja dengan struktur beton dipakai epoxy adhesive.
  • Melaksanakan external prestressing. Dengan sistem ini, kapasitas struktur ditingkatkan dengan melaksanakan prestress di luar struktur, bukan didalam seperti pada struktur baru. Menggunakan perlu dipandang adalah penempatan anchor head, sehingga tidak menyebabkan perlemahan pada struktur yang ada.
    Material yang umumnya dipakai yaitu baja prestress, tetapi pada ketika ini telah mulai diaplikasikan bahan dari FRP (Fibre Reinforced Polymer).
  • Format FRP (Fibre Reinforced Polymer)
    Prinsip daripada penambahan FRP sama seperti penambahan plat baja, merupakan menambah daya di komponen tarik dari struktur. FRP yang acap kali diaplikasikan pada perkuatan struktur ialah dari bahan carbon, aramid dan glass. Format FRP yang sering digunakan pada perkuatan struktur adalah Plate / Composite dan Fabric / Wrap. Bentuk plate lebih tepat sasaran dan efisien untuk perkuatan lentur baik pada balok ataupun plat serta pada dinding; sedang bentuk wrap lebih efektif dan efisien untuk perkuatan geser pada balok serta untuk meningkatkan kapasitas bobot axial dan geser pada kolom./li>

Informasi Lengkap Pemesanan

Google Maps: https://www.google.com/maps/d/u/0/viewer?mid=1mam0F9p_pMJ6kDE8x3Wz9JTFKz-RbGqj&ll=-6.252810003415505%2C106.831905&z=16
Note: https://www.facebook.com/notes/distributor-of-industrial-supply/kontraktor-jasa-injeksi-beton/1785191041780775/
Event: https://www.facebook.com/events/1732979133431399/
Portfolio Produk: https://www.facebook.com/1681607345472479/photos/?tab=album&album_id=1685055988460948
Behance: https://www.behance.net/gallery/60202959/Jasa-Injeksi-Beton