Jasa Injeksi / Suntik Beton Professional Kepulauan Seribu

December 23, 2017 syamsul alam 0 Comments

bahan grouting beton

Pembetulan Dan Perkuatan Struktur Beton

Dengan makin banyaknya struktur bangunan yang mengalami kerusakan pada saat masa layannya maupun pada saat pelaksanaan konstruksi, karenanya dibutuhkan pengetahuan mengenai teknologi koreksi dan perkuatan yang pas guna.
Pada paper ini akan disajikan beberapa metode serta material perbaikan dan perkuatan yang dapat digunakan, dan kontrol mutu selama dan sesudah pengerjaan cara kerja pembetulan dan perkuatan. Selain itu juga dibahas mengenai pemakaian Self Compacting Concrete (SCC) pada sistem perkuatan

Jasa Injeksi Beton di Kepulauan Seribu seperti kita ketahui seluruh, pada saat ini dengan makin banyaknya bangunan yang mengalami kerusakan struktur maupun non-struktur; pada saat masa layannya maupun pada saat pelaksanaan pembangunan; yang diakibatkan oleh faktor dari bangunan itu sendiri ataupun unsur dari luar. Dimana wujud dan tingkat kerusakan yang terjadi mulai dari yang ringan sampai berat.

Dengan adanya tuntutan bahwa bangunan yang mengalami kerusakan semestinya telah dapat secepatnya difungsikan kembali, karenanya perlu adanya penanganan kepada kerusakan-kerusakan yang terjadi, baik dengan melakukan koreksi maupun perkuatan. Seringkali dengan terbatasnya waktu, maka koreksi atau perkuatan yang dijalankan tidak mengamati beberapa kaidah yang berhubungan dengan kapasitas struktur dan prosedur pelaksanan serta kontrol kwalitas.

Oleh sebab itu untuk menerima hasil koreksi dan perkuatan yang tepat guna dan menempuh target yang sudah ditentukan, karenanya perlu dilaksanakan investigasi untuk mendapatkan data-data kerusakan baik via pengamatan visual ataupun dengan bantuan pengujian non-destructive ataupun semi destructive dan mereview dokumen dari struktur yang ada. Dari hasil investigasi tersebut, kemudian dilakukan analisis dan evaluasi pada struktur hal yang demikian untuk menentukan apakah kerusakan yang terjadi hanya perlu pembetulan atau perlu perkuatan atau dalam situasi yang terjelek struktur yang mengalami kerusakan sepatutnya dilaksanakan pembongkaran dan dibangun struktur baru.

Metode Dan Material Koreksi

Penentuan sistem dan material perbaikan lazimnya tergantung pada jenis kerusakan yang ada, disamping besar dan luasnya kerusakan yang terjadi, lingkungan dimana struktur berada, peralatan yang tersedia, kesanggupan energi pelaksana serta batasan-batasan dari pemilik seperti keterbatasan ruang kerja, kemudahan pengerjaan, waktu pengerjaan dan biaya koreksi.

Variasi kerusakan yang sering kali terjadi merupakan kerusakan berupa keretakan dan spalling (terlepasnya bagian beton).

Keretakan

Keretakan dibedakan retak struktur dan non-struktur. Retak struktur lazimnya terjadi pada faktor struktur beton bertulang, sedang retak non-struktur terjadi dinding bata atau dinding non-beton lainnya.
Untuk retak non-struktur, bisa dipakai metode injeksi dengan material pasta semen yang dicampur dengan expanding agent serta latex atau hanya melaksanakan sealing saja dengan material polymer mortar atau polyurethane sealant.
Sedang pada retak struktur, diterapkan sistem injeksi dengan material epoxy yang memiliki viskositas yang rendah, sehingga dapat mengisi dan sekalian merekatkan kembali komponen beton yang terpisah.
Cara injeksi dapat dilakukan secara manual ataupun dengan mesin yang bertekanan, tergantung pada lebar dan dalamnya keretakan.

Spalling

Metode pembenaran pada kerusakan spalling, tergantung pada besar dan dalamnya spalling yang terjadi.

Patching

Untuk spalling yang tidak terlalu dalam (kurang dari selimut beton) dan zona yang tidak luas, bisa diterapkan sistem patching.
Metode pembetulan ini yakni metode koreksi manual, dengan melakukan penempelan mortar secara manual. Pada ketika pengerjaan yang patut diperhatikan yaitu penekanan pada saat mortar ditempel; sehingga benar-benar diperoleh hasil yang padat.
Material yang diaplikasikan semestinya memiliki sifat mudah dilakukan, tidak susut dan tidak jatuh sesudah terpasang (lihat maksimum ketebalan yang dapat dipasang tiap lapis), terpenting untuk profesi perbaikan overhead. Lazimnya yang diterapkan yaitu monomer mortar, polymer mortar dan epoxy mortar.

Grouting

Sedang pada spalling yang melebihi selimut beton, bisa digunakan metode grouting, merupakan cara pembenaran dengan menjalankan pengecoran memakai bahan non-shrink mortar.
Sistem ini dapat dilakukan secara manual (gravitasi) atau menerapkan pompa.
Pada metode pembenaran ini yang perlu dipandang yaitu bekisting yang terpasang sepatutnya benar-benar kedap, agar tak ada kebocoran spesi yang mengakibatkan terjadinya keropos dan wajib kuat supaya cakap membendung tekanan dari bahan grouting.
Material yang diterapkan patut mempunyai sifat mengalir dan tak susut. Lazimnya diterapkan bahan dasar semen atau cat epoxy.

Shotcrete (Beton Tembak)

Apabila spalling yang terjadi pada area yang sangat luas, karenanya sebaiknya diterapkan metode Shot-crete. Pada sistem ini tidak diperlukan bekisting lagi seperti halnya pengecoran pada biasanya.
Cara shotcrete ada dua sistim adalah dry-mix dan wet-mix.
Pada sistim dry-mix, campuran yang dimasukkan dalam mesin berupa campuran kering, dan akan tercampur dengan air di ujung selang. Sehingga mutu dari beton yang ditembakkan sungguh-sungguh tergantung pada keahlian tenaga yang mengontrol selang, yang mengendalikan jumlah air. Tapi sistim ini sungguh-sungguh mudah dalam perawatan mesin shotcretenya, karena tak pernah terjadi ‘blocking’.
Pada sistim wet-mix, campuran yang dimasukkan dalam mesin berupa campuran berair, sehingga mutu beton yang ditembakkan lebih seragam. Tapi sistim ini membutuhkan perawatan mesin yang tinggi, apalagi apabila hingga terjadi ‘blocking’.
Pada metode shotcrete, biasanya dipakai additive untuk mempercepat pengeringan (accelerator), dengan tujuan mempercepat pengerasan dan mengurangi terjadinya banyaknya bahan yang terpantul dan jatuh (rebound).

Grout Preplaced Aggregat (Beton Prepack)

Metode perbaikan lainnya untuk mengkoreksi kerusakan berupa spalling yang cukup dalam adalah dengan metode Grout Preplaced Aggregat. Pada cara ini beton yang dibuat adalah dengan sistem menempatkan sejumlah agregat (lazimnya 40% dari volume kerusakan) kedalam bekisting, sesudah itu dikerjakan pemompaan bahan grout, kedalam bekisting.
Material grout yang lazimnya diaplikasikan ialah polymer grout, yang memiliki flow cukup tinggi dan tak susut.

Metode Dan Material Perkuatan

Dalam pemilihan cara perkuatan, seharusnya diamati beberapa hal merupakan kapasitas struktur, lingkungan dimana struktur berada, peralatan yang tersedia, kecakapan kekuatan pelaksana serta batasan-batasan dari pemilik seperti keterbatasan ruang kerja, kemudahan pengerjaan, waktu proses dan biaya perkuatan.

Sistem perkuatan yang lazimnya dikerjakan adalah :

  • Memperpendek bentang dari struktur dengan konstruksi beton ataupun dengan konstruksi baja.
    Tujuannya merupakan memperkecil gaya-gaya dalam yang terjadi, tetapi seharusnya ditelaah ulang akibat dari perpendekan jangka ini yang menyebabkan perubahan dari gaya-gaya dalam hal yang demikian. Biasanya dikerjakan dengan menambah balok atau kolom baik dari beton maupun dari baja.
  • Memperbesar dimensi daripada konstruksi beton.
    Lazimnya diaplikasikan beton sebagai material untuk memperbesar dimensi struktur; dengan adanya admixture beton generasi baru, dimungkinkan untuk menciptakan beton yang bisa memadat sendiri (self compacting concrete), dibahas di komponen 4 – Self Compacting Concrete. Pengaruh dari penambahan dimensi tersebut, karenanya sepatutnya diperhatikan bahwa secara keseluruhan bobot dari Bangunan hal yang demikian bertambah, sehingga mesti dilaksanakan analisis secara menyeluruh dari struktur atas hingga pondasi.
  • Menambah plat baja. Tujuan dari penambahan ini ialah untuk menambah daya pada komponen tarik dari struktur Bangunan. Didalam penambahan plat baja tersebut, wajib dijamin bahwa plat baja menjadi satu kesatuan dengan struktur yang ada, biasanya untuk menjamin lekatan antara plat baja dengan struktur beton diterapkan epoxy adhesive.
  • Mengerjakan external prestressing. Dengan metode ini, kapasitas struktur ditingkatkan dengan melaksanakan prestress di luar struktur, bukan didalam seperti pada struktur baru. Mengaplikasikan perlu dilihat adalah penempatan anchor head, sehingga tak menyebabkan perlemahan pada struktur yang ada.
    Material yang biasanya digunakan merupakan baja prestress, tetapi pada saat ini telah mulai dipakai bahan dari FRP (Fibre Reinforced Polymer).
  • Format FRP (Fibre Reinforced Polymer)
    Prinsip ketimbang penambahan FRP sama seperti penambahan plat baja, ialah menambah daya di bagian tarik dari struktur. FRP yang kerap digunakan pada perkuatan struktur merupakan dari bahan carbon, aramid dan glass. Format FRP yang acap kali diterapkan pada perkuatan struktur adalah Plate / Composite dan Fabric / Wrap. Bentuk plate lebih tepat sasaran dan efisien untuk perkuatan lentur baik pada balok ataupun plat serta pada dinding; sedang bentuk wrap lebih tepat sasaran dan efisien untuk perkuatan geser pada balok serta untuk meningkatkan kapasitas beban axial dan geser pada kolom./li>

Informasi Lengkap Pemesanan

Google Maps: https://www.google.com/maps/d/u/0/viewer?mid=1mam0F9p_pMJ6kDE8x3Wz9JTFKz-RbGqj&ll=-6.252810003415505%2C106.831905&z=16
Note: https://www.facebook.com/notes/distributor-of-industrial-supply/kontraktor-jasa-injeksi-beton/1785191041780775/
Event: https://www.facebook.com/events/1732979133431399/
Portfolio Produk: https://www.facebook.com/1681607345472479/photos/?tab=album&album_id=1685055988460948
Behance: https://www.behance.net/gallery/60202959/Jasa-Injeksi-Beton