Pembenaran Dan Perkuatan Struktur Beton
Dengan makin banyaknya struktur bangunan yang mengalami kerusakan pada saat masa layannya maupun pada saat pengerjaan konstruksi, maka dibutuhkan pengetahuan mengenai teknologi pembenaran dan perkuatan yang tepat guna.
Pada paper ini akan disajikan sebagian cara serta material perbaikan dan perkuatan yang bisa dipakai, dan kontrol mutu selama dan sesudah cara kerja progres pembenaran dan perkuatan. Kecuali itu juga dibahas mengenai pengaplikasian Self Compacting Concrete (SCC) pada cara perkuatan
Jasa Injeksi Beton di Lumajang seperti kita ketahui seluruh, pada ketika ini dengan makin banyaknya bangunan yang mengalami kerusakan struktur ataupun non-struktur; pada ketika masa layannya ataupun pada saat pengerjaan pembangunan; yang diakibatkan oleh elemen dari bangunan itu sendiri ataupun unsur dari luar. Dimana wujud dan tingkat kerusakan yang terjadi mulai dari yang ringan hingga berat.
Dengan adanya tuntutan bahwa bangunan yang mengalami kerusakan patut telah dapat secepatnya difungsikan kembali, maka perlu adanya penanganan terhadap kerusakan-kerusakan yang terjadi, bagus dengan melaksanakan perbaikan maupun perkuatan. Seringkali dengan terbatasnya waktu, karenanya perbaikan atau perkuatan yang dilaksanakan tidak memperhatikan beberapa kaidah yang berhubungan dengan kapasitas struktur dan prosedur pelaksanan serta kontrol kwalitas.
Oleh karena itu untuk mendapatkan hasil pembenaran dan perkuatan yang ideal guna dan mencapai sasaran yang telah ditentukan, karenanya perlu dilaksanakan investigasi untuk mendapatkan data-data kerusakan baik melewati pengamatan visual maupun dengan bantuan pengujian non-destructive maupun semi destructive dan mereview dokumen dari struktur yang ada. Dari hasil investigasi tersebut, kemudian dikerjakan analitik dan evaluasi pada struktur hal yang demikian untuk memutuskan apakah kerusakan yang terjadi cuma perlu pembetulan atau perlu perkuatan atau dalam keadaan yang terjelek struktur yang mengalami kerusakan sepatutnya dilakukan pembongkaran dan dibangun struktur baru.
Sistem Dan Material Koreksi
Penentuan sistem dan material pembetulan lazimnya tergantung pada ragam kerusakan yang ada, disamping besar dan luasnya kerusakan yang terjadi, lingkungan dimana struktur berada, perlengkapan yang tersedia, kecakapan energi pelaksana serta batasan-batasan dari pemilik seperti keterbatasan ruang kerja, kemudahan pelaksanaan, waktu progres dan biaya perbaikan.
Tipe kerusakan yang tak jarang terjadi yaitu kerusakan berupa keretakan dan spalling (terlepasnya bagian beton).
Keretakan
Keretakan dibedakan retak struktur dan non-struktur. Retak struktur lazimnya terjadi pada faktor struktur beton bertulang, sedang retak non-struktur terjadi dinding bata atau dinding non-beton lainnya.
Untuk retak non-struktur, dapat digunakan cara injeksi dengan material pasta semen yang dicampur dengan expanding agent serta latex atau cuma melaksanakan sealing saja dengan material polymer mortar atau polyurethane sealant.
Sedang pada retak struktur, diaplikasikan cara injeksi dengan material epoxy yang mempunyai viskositas yang rendah, sehingga bisa mengisi dan sekaligus menempelkan kembali komponen beton yang terpisah.
Cara injeksi dapat dilaksanakan secara manual ataupun dengan mesin yang bertekanan, tergantung pada lebar dan dalamnya keretakan.
Spalling
Sistem perbaikan pada kerusakan spalling, tergantung pada besar dan dalamnya spalling yang terjadi.
Patching
Untuk spalling yang tak terlalu dalam (kurang dari selimut beton) dan area yang tak luas, dapat dipakai metode patching.
Sistem pembenaran ini ialah cara koreksi manual, dengan mengerjakan penempelan mortar secara manual. Pada dikala pengerjaan yang patut dilihat ialah penekanan pada ketika mortar dilekatkan; sehingga benar-benar didapat hasil yang padat.
Material yang digunakan harus mempunyai sifat mudah dilakukan, tak susut dan tidak jatuh sesudah terpasang (lihat maksimum ketebalan yang dapat dipasang setiap lapis), terutama untuk profesi perbaikan overhead. Umumnya yang diterapkan merupakan monomer mortar, polymer mortar dan epoxy mortar.
Grouting
Sedang pada spalling yang melebihi selimut beton, dapat dipakai metode grouting, adalah sistem pembenaran dengan menjalankan pengecoran mengaplikasikan bahan non-shrink mortar.
Sistem ini bisa dikerjakan secara manual (gravitasi) atau menerapkan pompa.
Pada sistem pembetulan ini yang perlu dipandang ialah bekisting yang terpasang wajib benar-benar kedap, agar tidak ada kebocoran spesi yang mengakibatkan terjadinya keropos dan harus kuat agar mampu membendung tekanan dari bahan grouting.
Material yang digunakan patut memiliki sifat mengalir dan tak susut. Umumnya diaplikasikan bahan dasar semen atau cat epoxy.
Shotcrete (Beton Tembak)
Kalau spalling yang terjadi pada zona yang betul-betul luas, maka sebaiknya dipakai cara Shot-crete. Pada sistem ini tidak diperlukan bekisting lagi seperti halnya pengecoran pada biasanya.
Cara shotcrete ada dua sistim adalah dry-mix dan wet-mix.
Pada sistim dry-mix, campuran yang dimasukkan dalam mesin berupa campuran kering, dan akan tercampur dengan air di ujung selang. Sehingga kualitas dari beton yang ditembakkan amat tergantung pada keahlian tenaga yang mengendalikan selang, yang mengontrol jumlah air. Namun sistim ini sungguh-sungguh gampang dalam perawatan mesin shotcretenya, karena tak pernah terjadi ‘blocking’.
Pada sistim wet-mix, campuran yang dimasukkan dalam mesin berupa campuran berair, sehingga kwalitas beton yang ditembakkan lebih seragam. Tetapi sistim ini membutuhkan perawatan mesin yang tinggi, apalagi kalau sampai terjadi ‘blocking’.
Pada metode shotcrete, biasanya digunakan additive untuk mempercepat pengeringan (accelerator), dengan tujuan mempercepat pengerasan dan mengurangi terjadinya banyaknya bahan yang terpantul dan jatuh (rebound).
Grout Preplaced Aggregat (Beton Prepack)
Cara koreksi lainnya untuk mengkoreksi kerusakan berupa spalling yang cukup dalam adalah dengan cara Grout Preplaced Aggregat. Pada cara ini beton yang dihasilkan adalah dengan sistem menempatkan sejumlah agregat (biasanya 40% dari volume kerusakan) kedalam bekisting, sesudah itu dijalankan pemompaan bahan grout, kedalam bekisting.
Material grout yang umumnya dipakai yaitu polymer grout, yang memiliki flow cukup tinggi dan tak susut.
Metode Dan Material Perkuatan
Dalam pemilihan cara perkuatan, harus dilihat beberapa hal adalah kapasitas struktur, lingkungan dimana struktur berada, peralatan yang tersedia, kecakapan daya pelaksana serta batasan-batasan dari pemilik seperti keterbatasan ruang kerja, kemudahan cara kerja, waktu pengerjaan dan biaya perkuatan.
Metode perkuatan yang biasanya dilaksanakan yakni :
- Memperpendek bentang dari struktur dengan konstruksi beton maupun dengan konstruksi baja.
Tujuannya merupakan memperkecil gaya-gaya dalam yang terjadi, tetapi semestinya ditelaah ulang pengaruh dari perpendekan bentang ini yang menyebabkan perubahan dari gaya-gaya dalam hal yang demikian. Biasanya dikerjakan dengan menambah balok atau kolom baik dari beton maupun dari baja. - Memperbesar dimensi daripada konstruksi beton.
Biasanya dipakai beton sebagai material untuk memperbesar dimensi struktur; dengan adanya admixture beton generasi baru, dimungkinkan untuk menghasilkan beton yang dapat memadat sendiri (self compacting concrete), dibahas di komponen 4 – Self Compacting Concrete. Pengaruh dari penambahan dimensi hal yang demikian, karenanya sepatutnya diperhatikan bahwa secara keseluruhan beban dari Bangunan tersebut bertambah, sehingga mesti dilaksanakan analisa secara menyeluruh dari struktur atas sampai pondasi. - Menambah plat baja. Tujuan dari penambahan ini adalah untuk menambah tenaga pada bagian tarik dari struktur Bangunan. Didalam penambahan plat baja tersebut, semestinya dijamin bahwa plat baja menjadi satu kesatuan dengan struktur yang ada, lazimnya untuk menjamin lekatan antara plat baja dengan struktur beton diaplikasikan epoxy adhesive.
- Mengerjakan external prestressing. Dengan metode ini, kapasitas struktur ditingkatkan dengan melakukan prestress di luar struktur, bukan didalam seperti pada struktur baru. Mengaplikasikan perlu diamati yaitu penempatan anchor head, sehingga tak menyebabkan perlemahan pada struktur yang ada.
Material yang umumnya digunakan adalah baja prestress, tetapi pada ketika ini telah mulai diaplikasikan bahan dari FRP (Fibre Reinforced Polymer). - Wujud FRP (Fibre Reinforced Polymer)
Prinsip daripada penambahan FRP sama seperti penambahan plat baja, ialah menambah energi di komponen tarik dari struktur. FRP yang sering kali digunakan pada perkuatan struktur adalah dari bahan carbon, aramid dan glass. Format FRP yang kerap diaplikasikan pada perkuatan struktur merupakan Plate / Composite dan Fabric / Wrap. Bentuk plate lebih tepat sasaran dan efisien untuk perkuatan lentur bagus pada balok maupun plat serta pada dinding; sedang bentuk wrap lebih tepat sasaran dan efisien untuk perkuatan geser pada balok serta untuk meningkatkan kapasitas muatan axial dan geser pada kolom./li>
Informasi Lengkap Pemesanan
Google Maps: https://www.google.com/maps/d/u/0/viewer?mid=1mam0F9p_pMJ6kDE8x3Wz9JTFKz-RbGqj&ll=-6.252810003415505%2C106.831905&z=16
Note: https://www.facebook.com/notes/distributor-of-industrial-supply/kontraktor-jasa-injeksi-beton/1785191041780775/
Event: https://www.facebook.com/events/1732979133431399/
Portfolio Produk: https://www.facebook.com/1681607345472479/photos/?tab=album&album_id=1685055988460948
Behance: https://www.behance.net/gallery/60202959/Jasa-Injeksi-Beton